Owner rental motor dan mobil di Toraja, Norma Paiman Lebang. |
Infokitasulsel.com, Tana Toraja - Kesuksesan memang tiada yang dapat menebak kapan datangnya. Tidak peduli tua maupun muda, sukses bisa menghampiri seseorang kapan saja.
Seperti Norma Paiman Lebang, seorang wanita di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang kini sukses di bidang jasa transportasi dan sewa kamera di usia yang masih sangat muda. Puluhan kendaraan roda dua, mobil dan berbagai tipe kamera telah ia miliki.
Tentu saja, dibalik kesuksesannya saat ini ada perjuangan pahit yang pernah ia lalui. Apalagi, ia seorang wanita yang ditinggal wafat sang ayah sejak usia 7 tahun.
Kepada jurnalis Infokitasulsel.com Norma menceritakan, ia dulunya pernah mengalami perjalanan hidup yang penuh liku.
Bagaimana perjalanan hidup Norma yang ditinggal ayahnya sejak kecil hingga menjadi pebisnis muda sukses? Simak ulasan berikut!
Norma merupakan anak kedua dari pasangan Benyamin Bongga Paiman dan Damaris Sura’ Barreallo. Ia lahir dan dibesarkan bersama seorang kakak dan tiga orang adiknya di daerah yang jauh dari Kota Makale, yakni di Dea', Lembang (Desa) Limbong, Kecamatan Rembon, Tana Toraja. Keluarga mereka biasa saja, hidup sederhana.
Meski begitu, hal tersebut disyukuri Norma karena Ibu dan ayahnya seorang pekerja keras yang berjuang untuk membesarkan mereka berlima. Pun, keadaan itu mengajarkan Norma untuk selalu hidup tegar.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Saat usia Norma beranjak 7 tahun, tulang punggung keluarga mereka pergi untuk selama-lamanya. Ia pun menjadi bocah yang tak lama merasakan kasih sayang orang tua.
Dalam kegalutan dan keputus asaan ua memutuskan meninggalkan Tabah kelahiran. Ia merantau ke negeri seberang di usia yang sangat belia saat itu.
"Sejak SD kelas satu bapak saya meninggal. Setelah itu saya pergi merantau selama tujuh tahun bersama keluarga. SMP kelas dua saya kembali ke Toraja bersekolah di Rembon," ujarnya.
Setahun di tanah rantau, ia kembali ke Toraja melanjutkan sekolahnya. Sayang, keinginan mengenyam pendidikan tidak semulus yang dibayangkan. Norma tersendat beberapa persoalan sehingga hanya bertahan beberapa bulan di SMP Rembon. Ia pun terpaksa berhenti dan kembali ke tanah Borneo mengadu nasib.
Setelah kenaikan kelas ia kembali lagi ke Toraja mencoba peruntungan nasib lewat dunia pendidikan dan dinyatakan lulus di SMPN 1 Makale pada hari penamatan. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di bangku sekolah menengah atas (SMA) di SMAN 2 Tana Toraja, Tondon Makale.
Alamat dan nomor kontak Norma rental di Makale, Tana Toraja. |
Di masa pendewasaan itu, ia mulai memahami kerasnya hidup. Tidak ingin membebani orang tua lebih jauh, ia memilih hidup di Kota Makale dengan menggantungkan nasib pada dermawan yang mau menampung dirinya demi agar bisa terus bersekolah.
"Selama SMA banyak banget tempat tinggalnya saya karena berpindah-pindah tempat cari peluang. Saya tidak mau bergantung dan membebani keluarga," ungkapnya.
Dia yang bermodalkan sepatu sebagai alas kaki ke sekolah, termotivasi oleh temannya yang pulang pergi menggunakan motor.
Disitulah awal kisah Norma terinspirasi membuka usaha rental atau jasa transportasi yang beralamat di Jalan Poros Makale-Rantepao (Depan Hotel Pantan) tang kini dia geluti.
Sebab, saar itu kendaraan bermotor masih tergolong langka di Toraja, hanya segelintir kalangan bangsawan saja yang memiliki barang mahal itu pada jamannya. Ia pun berniat memiliki motor sekaligus menjadikan sumber penghasilannya.
"Teman-teman saya di SMA banyak yang punya motor kan, kadang saya mau juga supaya orang bisa lihat saya pakai motor atau punya motor jadi kadang saya pinjam tapi harus isiin bensin kalau dikembalikan. Atau kalau ngak yah kita bayar sebagai uang bensin. Nah dari situlah muncul di benak saya harus punya motor dan saya gunakan motornya untuk bisa menghasilkan uang," ujarnya sambil nyengar-nyengir menceritakan masa lalunya.
Seperti pepatah tidak ada usaha mengkhianati hasil. Ungkapan itu menjadi penyemangat dalam perjalanan hidup Norma.
Tanpa pengalaman bisnis sebelumnya Norma merintis usaha bermodalkan keberanian dan peruntungan. Namun, sebelum memulai usaha rental motor yang menggunakan modal besar, dia awali dengan menyewakan kamera.
Norma Paiman Lebang |
Ia memanfaatkan peluang pariwisata Toraja yang banyak digandrungi wisatawan asing, domestik maupun lokal ia mulai menawarkan kamera bagi wisatawan dengan harga Rp 100 ribu. Sebab, pada saat itu kualitas kamera handphone masih sangat rendah.
Seiring berjalannya waktu, hasil sewa kamera ditambah penghasilan lain yang ia kumpulkan selama ini, cukup untuk membeli motor dan terpenuhi keinginannya memiliki barang mewah itu. Suka duka membayar tagihan pun dimulai saat itu.
"Saya sering ikut lomba dan selalu dapat juara, disitu saya dapat hadiah uang. Saya kumpulkan bersama hasil sewa kamera dan puji Tuhan saya bisa beli motor dengan uang muka Rp 800 ribu yang saya cicil selama 3 tahun. Setelah lulus SMA lunas juga cicilannya motor saya selama 36 bulan itu," ujarnya.
"Selama cicil mtor 3 tahun itu, banyak banget suka dukanya. Sukanya ya Itu saya punya motor dan orang tahu kalau wah norma punya motor yang saya rentlakan untuk mendapatkan uang dan saya pakai ke sekolah kalau tidak ada yang rental. Kalau dukanya ya itu setiap bulan harus bayar cicilan. Hal yang sangat menyedihkan adalah dulu saya pernah di datangi dealer di sekolah karena tidak bayar cicilan motor," lanjut Norma.
Masih dalam keadaan ekonimi semrawut, kebimbangan kembali mendatangi Norma setelah tamat SMA. Usaha rental yang digarapnya belum menunjukan penghasilan yang menjamin dirinya mampu membiayai pendidikan di perguruan tinggi.
"Waktu itu saya bebas tes masuk perguruan tinggi karena lewat jalur undangan yang dulu namanya SNPTN dan saya tidak lolos beasiswa, itu yang menjadi pergumulan berat bagi saya. Apalagi saya tidak pernah minta uang sama orang tua karena saya tidak mau menambah beban mereka," ungkapnya.
Modal menggadaikan laptop yang ia beli dari hasil menjuarai olimpiade, Norma memantapkan hati mengambil peluang berkuliah di salah satu kampus negeri Kendari.
"Setiba di Kendari saya ketemu dengan wakil rektor dua dan saya meminta penjelasan kenapa saya tidak mendapatkan beasiswa padahal saya harusnya pantas mendapatkannya. Disitu sambil menangis saya berjanji kepada wakil rektor, percayalah saya akan membawa nama baik kampus ini," ujarnya.
Penjelasan Norma menyentuh hati pihak kampus. Setelah pertemuan tersebut kepala beasiswa meminta nomor kontaknya untuk pengurusan beasiswa.
"Puji Tuhan saya berhasil monorehkan banyak prestasi di kampus hingga saya lulus tanpa minta sepeserpun kepada mama. Saya lewati kehidupan tergantung dengan usaha saya. Semua uang yang saya gunakan dari hasil rental motor dan kamera yang dijalankan adik saya selama saya di Kendari," ujarnya.
Norma Paiman Lebang |
Bak mendapat ijin pencipta, usaha sewa kamera dan rental motor mobil makin berkembang. Keuntungannya cukup untuk uang muka dan ia memutuskan membeli lagi satu motor untuk direntalkan.
"Setelah dapat beasiswa kehidupan saya dan keuangan saya mulai normal. Semester 3 kalau bukan 4 datanglah wabah Covid jadi saya pulang kampung karena susah bertahan di rantau. Kebetulan kita bisa kuliah online jadi saya ke toraja menjalankan bisnis rental mtor dan kamera dengan sangat serius," ujarnya.
Hingga kini, sudah ada puluhan motor dan mobil serta kamera yang ia sewakan. Jenis motor pun berbeda, ada matic dan trail sesuai medan menuju spot wisata di Tana Toraja.
"Yang pada intinya bisnis saya berjalan, sekolah saya, kuliah saya tetaplah nomor satu. Selama covid masa kampanye jadi banyak bangat yang rental motor hingga akhirnya saya beli motor terus rejeki saya naik saat itu pas covid. Banyak yang rental motor karena masa politik," ucapnya.
Di usia 24 tahun, ia sudah bergelar sarjana dengan perolehan cumlaude alias gelar kehormatan karena mendapatkan nilai kelulusan yang tinggi saat wisuda.
2024 saat ini, Norma melanjutkan karir di pemerintahan sesuai jurusan yang diambil saat kuliah yakni ilmu politik.
Usaha rental yang dibangun dari nol kian berkembang pesat.
Mengakhiri cerita, ia menitipkan pesan pada generasi muda dengan berkaca pada perjalanan hidupnya yang penuh rintangan dan berhasil dilaluinya. Dia berharap, agen perubshan tidak berputus asa dan terus mengejar sukses tanpa kenal kata menyerah.
Karena menurut dia, kesuksesan akan datang seiring waktu kita terus berjuang, terus berusaha dan tetap mengutamakan pendidikan.
Juga, ia menitipkan pesan agar dalam menjalankan suatu usaha harus berani mengambil resiko.
"Harus berani ambil resiko untuk mendapatkan hal besar. Itu yang dari dulu saya tanamkan dalam diri saya bahwa kebahagiaan saya ketika saya tidak menyusahkan orang tua saya, ketika saya tidak membuat mama saya harus mengeluarkan air mata ketika saya minta uang, dan tidak membuat mama saya malu harus ngutang sana sini karena gaya hidup saya di dunia pendidikan," ujarnya.
"Selagi kita masih bisa berusahalah memulai sesuatu karena kunci sukses yang saya dapatkan selama ini adalah berani mengambil resiko dan tidak kenal putus asa," pungkasnya.