Warga Sangalla dan Sangalla Selatan tanam pohon pisang di badan jalan sebagai aksi protes kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Tana Toraja yang tak memperbaiki jalan rusak. (Ist) |
Infokitasulsel.com, toraja - Pertengahan tahun 2023, jalan poros di Kecamatan Sangalla dan Sangalla Selatan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) belum juga tersentuh perbaikan. Sudah 77 tahun kemerdekaan Indonesia, kondisi jalan di dua Kecamatan tersebut masih rusak parah tak ubahnya kubangun kerbau.
Padahal jalan tersebut penunjang perekonomian warga di tiga desa, yaitu Lembang Tokesan, Batualu, dan Batualu Selatan.
Warga pun menagih janji Pemerintah Daerah (Pemda) pada Februari 2022 lalu yang hingga kini tak kunjung dikerjakan. Pasalnya, pemerintah berjanji akan memperbaiki jalan rusak penghubung Sangalla dan sangalla Selatan sepanjang sembilan kilometer.
Diketahui, sebelumnya warga menanam pohon pisang di badan jalan rusak yang tergenang air sebagai aksi protes. Aksi itupun viral di berbagai sosial media sehingga pemerintah melalui dinas PUPR berjanji akan memperbaiki jalan tersebut.
"Pertengahan tahun 2023 ini tentunya pembangunan infrastruktur di Tana Toraja sudah dilakukan oleh bupati dan wakil bupati selaku kepala daerah yang sesuai misinya yaitu membangun, memperbaiki dan memeratakan infrastruktur serta sarana prasarana publik," kata warga Batualu, Rafli Rissing kepada Infokitasulsel.com, Minggu 16 Juli 2023.
"Jalan Makula sampai batualu yang sangat rusak parah sampai saat ini belum juga diperbaiki. Padahal tahun lalu Dinas PUPR serta Bapeda berjanji akan memperbaiki jalan penghubung antar kecamatan tersebut. Tapi itu hanya sekedar janji saja," ungkap Rafli.
Keresahan warga kata Rafli paling dirasa saat hujan. Sebab, air menggenangi kubangan yang berada tepat di badan jalan sehingga sulit dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Kalau hujan, jalannya tergenang air karena banyak sekali lubang yang sudah lama tidak diperhatikan. Banyak pengendara sering terperosok di genangan karena banyak sekali lubang di badan jalan. Belum lagi jalan penghubung ke kampung. Contohnya di daerah Ta'ba yang jalannya hanya bisa di lalui motor saat musim kemarau," jelasnya.
Ia mengungkap, beberapa jalan penghubung desa di Sangalla dan Sangalla Selatan bahkan tidak bisa diakses roda empat saat musim hujan karena jalannya belum tersentuh rabat beton atau aspal.
"Biasanya masyarakat disana jalan kaki sejauh 2 sampai 3 kilometer kalau hujan karena jalannya berlumpur dan licin jadi tidak bisa dilalui kendaraan sama sekali. Kalau dipaksa kan, rawan kecelakaan," ujarnya.
Dia berharap perhatian pemerintah memperbaiki jalan rusak tersebut karena merupakan akses utama pertanian warga setempat. Ia juga menekankan agar jalan di Sangalla dan Sangalla Selatan tidak selalu dijadikan alat berpolitik. Apalagi, saat ini memasuki tahapan pesta demokrasi 2024.
"Daerah Sangalla sangat berpotensi di sektor pertanian maupun peternakan. Namun kedua hal itu harus didukung infrastruktur jalan agar mampu membantu pendapatan daerah. Kami mohon ke Pemerintah Daerah agar memberikan perhatian penuh," harapnya.
"Dan kami minta agar anggota DPRD yang di Dapil 6 mendesak pemerintah merealisasikan anggaran APBD untuk pembangunan di kec sanggalla Selatan ini. Jangan sampai dijadikan lagi sebagai alat kampanye dengan dengan janji-janji," lanjutnya. (Ricdwan)