Ketua Plt APDESI Tana Toraja Pradyan Bandaso London Allo |
Tidak hanya dipadati warga lokal, juga hadir warga dari luar Toraja. Sontak, hal itu menuai sejumlah kritik warga Toraja, Aktivis Sosial Kemasyarakatan dan para netizen setelah foto dan video kegiatan tersebut viral di media sosial.
Salah seorang pengunjung yang tampak memisahkan diri dari kerumunan saat diwawancara mengatakan, sejumlah pengunjung yang berkerumun tidak diketahui apakah terpapar Covid-19 atau tidak, lebih baik mawas diri.
"Kerumunan seperti ini kita tidak tahu mereka dari mana saja ya Pak, kita juga tidak tahu terpapar covid atau tidak, apalagi banyak yang tidak pakai masker. Bisa saja dari luar Toraja datang jalan-jalan dan belum divaksin. Untuk jaga amannya ya pak, gapapa saya nonton dari jauh," ungkapnya pada redaksi yang enggan diketahui identitasnya.
Aturan panitia yang menyatakan hanya akan dihadiri 200 orang dan akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat tidak nampak dalam kegiatan.
Pantauan di lokasi juga tidak nampak pengawalan yang ketat dari pihak keamanan maupun dari Satgas Covid-19 Kabupaten Toraja Utara.
Ketua Plt Apdesi Tana Toraja, Menyayangkan Kerumunan di Penutupan Festival Toraja Pradyan Londong Allo menyayangkan viralnya gambar dan video kerumunan tersebut, menurutnya, warga tidak akan berkerumun jika tidak ada fasilitas yang disediakan. Ia menyayangkan panitia yang tidak profesional sebagai pihak penyelenggara.
"Dari video yang beredar memang dalam kondisi seperti itu, dibuatkan tempat, difasilitasi, ya banjir. Disini saya tidak menyalahkan masyarakat, lebih fokus ke panitia. Masyarakat kalau ada fasilitas seperti itu ya pasti membludak. Dan saya berharap agar aman-aman saja dan tidak ada cluster lagi lah," ungkapnya kepada Infokitasulsel.com.
Pradyan Londong Allo berharap Pemda Torut untuk tidak menampakan euforianya melalui kegiatan-kegiatan yang dapat memicu kerumunan setelah PPKM turun ke level II. Harus lebih mawas karena keselamatan masyarakat harus diutamakan.
"Karena PPKM sudah level II langsung euforia, jangan. Jangan sampai masyarakat berfikir kalau kita sudah bisa bebas seperti dulu, lebih baiknya kita menjaga. Untuk Pemda Torut, dalam masa pandemi ini, ya berpikirlah, karena keselamatan rakyat itu nomor satu," pungkasnya.
Lanjut Pradyan, kegiatan THF bertujuan untuk membangun Toraja, namun harus lebih ketat penerapan protokol kesehatannya karena masih dalam masa pandemi.
"Kegiatan Toraja Highland Festival Toraja ini memang bagus, tapi jangan sampai kebobolan. Masalahnya, ini PPKM masih level II dan tamu-tamu dari luar itu banyak. Kita tidak tahu siapa yang positif siapa yang tidak," tandas Ketua Plt Apdesi Pradyan Londong Allo.
Sementara, ketua panitia THF Prana yang dikonfirmasi di acara penutupan pada 9 Oktober, malam kemarin, terkait pengunjung yang melebihi kapasitas mengatakan, itu diluar kendali panitia.