Lurah Tarongko meninjau lokasi proyek jalan tani |
“Saya
hanya diberitahu kalau proyek jalan tani akan dilakukan, tapi saya tidak
diberitahukan saat pengerjaan akan dilakukan,” ungkapnya kepada redaksi Infokitasulsel.com saat ditemui di lokasi proyek. Sabtu, 11 September 2021, siang.
Selain mengaku tidak mengetahui
perihal proyek jalan tani di wilayah tugasnya, ia juga mengatakan tidak tahu
menahu soal kebun milik warga yang dikerjakan tanpa diberitahu kepada warga
yang bersangkutan.
“Saya tidak tahu kalau ada
warga saya yang mendapat perlakukan seperti ini,” ujarnya.
Kepala lingkungan Bala’ba dan
kepala lingkungan lingkungan Siallo Palio juga mengaku tidak tahu menahu
kendati demikian.
“Kita tidak tahu apa-apa pak,
sudah saya katakan, kita tidak diberitahukan soal kegiatan ini, bagaimana kita
mau tahu sedangkan kita tidak dilibatkan selaku pemerintah setempat”. Tegasnya kepada
awak media.
Kendati demikian, Lurah Tarongko berjanji akan mencari tahu siapa yang memiliki pengerjaan proyek yang masuk di
wilayahnya.
“Iya pak, nanti saya turun ke lapangan untuk mencari tahu siapa yang punya proyek itu, karena jujur, tidak ada laporan pengerjaan proyek itu. Padahal seharusnya melapor dulu,” ucapnya.
"Kami tahu kalau ada proyek jalan tani ini, tapi kami tidak tahu kalau alat berat sudah masuk dan mulai bekerja," tuturnya lagi.
Diberitakan Sebelumnya
Nenek Damaris Usa Ranteallo, warga lingkungan Siallo Palio, Kelurahan Tarongko, merasa dirugikan atas pengerjaan proyek Jalan Tani di lingkungan Siallo Palio karena tanah miliknya dikerjakan pengelola proyek tanpa sepengetahuannya.
Damaris Usa mengaku sedih karena tanaman cabai yang ditanamnya sudah hampir panen dan buahnya lebat. Sementara, itu satu-satunya harapannya untuk dipetik dan dijual.
"Anu pak ini tidak di kasih tau baru dicabut, sakit sekali, ini lombok ku saya capek kerja sudah berbuah semua," ungkapnya dengan raut wajah sedih usai menangis. Jumat, 10 September 2021.
Lanjutnya, Damaris bercerita bahwa tanah yang ditanaminya sekarang, dulunya adalah sawah untuk menghidupi dirinya dan suaminya. Hanya saja, karena tubuhnya telah lanjut usia dan suaminya digerogoti penyakit, dia dan suaminya hanya bisa menanam sayuran dan cabai.
"Begini nak awalnya ini sawah, tapi karena suami saya sudah lanjut usia dan saya juga sudah lanjut sehingga saya jadikan sebagai kebun, untuk saya tamami sayur dan lombok, Tapi baru sebagian kita panen, besoknya tanaman kita itu sudah rata dengan tanah," ungkapnya.
Diketahui, Tanah tersebut satu-satunya yang ia miliki dan garap menjadi kebun.
Dia mengakui kondisi lahannya saat ini membuat dia rugi waktu, tenaga dan pupuk. Ia juga mengatakan lahan itu satu-satunya aset untuk menghidupinya bersama suaminya.
Ditemui redaksi, ia mengakui sebelumnya tidak ada kabar dan sosialisasi dari pemerintah setempat bahwa akan ada pembangunan jalan yang dimaksud.
"Tidak ada yang kasih tau, tiba-tiba saja alat berat muncul," ucapnya.
Kepala lingkungan Siallo Palio yang dikonfirmasi via telpon 10 September, ia mengakui tidak adanya pemberitahuan sebelumnya. Ia beralasan, tanah nenek Damaris masuk dalam lingkungan Bala'ba dan itu fungsi kepala lingkungan Bala'ba.
Sementara kepala lingkungan Bala'ba mengatakan," masuk lingkungan Siallo itu, kan kita berbatasan dengan kali. Saya sebelah utara, Siallo sebelah Selatan".
Diketahui, hingga berita ini ditayangkan baik perangkat Kelurahan, pelaksana proyek dan operator alat berat belum memberikan keterangan terkait hal tersebut.
Salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya juga merasa prihatin atas kejadian ini. Ia berharap agar pemerintah memperhatikan nenek Usa.
"Kasihan nenek ini, kesehariannya hanya mengandalkan kebun kecil itu. Dulu kasihan waktu belum terlalu tua, itu daun singkong pergi dia ambil lalu tumbuk dan dijual di pinggir jalan," katanya dengan mimik sedih.